Monday, October 29, 2012

Jalan-Jalan: Gili Air

Gili Air

Tyrell Cottage
Pada bulan september 2012, saya pergi berlibur ke Gili Meno. Saya berangkat ke Gili melalui Teluk Nara menggunakan boat seorang kenalan. Perjalanan ke Gili dari teluk Nara lebih lama dibandingkan kalau kita menaiki boat Pelabuhan Bangsal. Mungkin 5 menit lebih lama. Saat boat mendekati Gili Meno, saya benar-benar takjub melihat jernihnya air pantai yang berwarna hijau dan biru. Kita bisa melihat dengan jelas air yang hijau dan biru yang menyatu di pinggiran pantai, pemandangan yang menggoda untuk snorkeling. Setiba di Gili Air, saya langsung menuju Tyrell Cottage. Tyrell Cottages sendiri berada sekitar 50 meter dari pantai, dekat dengan pelabuhan tapi agak jauh dari lokasi snorkeling. Tempatnya sendiri cukup nyaman. ada sebuah bar, dengan lima buah bungalow yang menawarkan kesejukan dengan banyaknya tanaman dan bunga di sekitarnya. bungalownya sendiri ada 6 buah. Masing-masing menawarkan seni lombok dan pantai dengan ukiran dan arsitektur ruangannya yang unik. Kamar mandinya sendiri ada di dalam bungalow, dihiasi ornamen pantai seperti karang, batu alam dan kerang-kerang mungil yang indah.
Sore harinya, saya berjalan-jalan di seputaran gili air, menaksikan penduduk setempat menangkap kerang. Penduduk setempat menggunakan cara tradisional menangkap kerang yaitu dengan menggunakan tongkat. Saya bahkan melihat beberapa bintang laut warna-warni tersebar disekitar pantai. Benar-benar indah, apalagi saat matahari mulai terbenam. Apalagi menikmatinya sambil dinner di pinggir pantai. Sungguh pengalaman yang tidak terlupakan.
Gili Air

Tidak banyak yang bisa saya ceritakan, karena saya hanya sehari di sana. Yang pasti, keindahannya patut untuk dinikmati.

Saturday, October 27, 2012

Jalan-Jalan: Pantai Elak-Elak, Sekotong

Sekotong Beach


Elak-Elak Beach
Jalan-jalan bersama keluarga selalu menjadi favorit saya. Hari minggu, saya beserta keluarga saya pergi ke pantai Elak-elak, Sekotong, Lombok Barat. Dalam bahasa sasak, Elak berarti Lidah. Mungkin karena pemandangan pantai yang tampak seperti lidah jika dilihat dari atas. Perjalanan ke sana lumayan lama, sekitar 1,5 jam, melewati pegunungan sejuk yang indah dan jalan menanjak yang berkelok-kelok. Walaupun perjalanan memakan waktu lama, tapi pemandangan sekitar bisa mengobati kepenatan selama perjalanan. Setiba di pantai Elak-elak, kesan pertamaku adalah... Wow! Benar-benar pemandangan pantai yang masih perawan dan jernih. Pantainya biru, begitu biru dan jernihnya sampai kita bisa menikmati pemandangan bawah laut walau dari tepi pantai. Birunya menyatu dengan warna langit dan gunung di kejauhan.
Elak-elak Beach

Karena keadaan pantainya yang masih perawan, belum terlalu banyak wisatawan dan fasilitas tersedia disana. Ada beberapa penginapan dan cottage, salah satunya Sun Dancer. Tapi tentu saja tidak sebanyak daerah wisata lainnya. Untuk wisatawan asing, tempat ini benar-benar cocok untuk berjemur ataupun snorkeling. Ombaknya begitu tenang, jadi cocok untuk anak-anak berenang tanpa takut arus. Tapi tetap harus hati-hati, karena ada beberapa titik pantai yang banyak bulu babinya. Jika tidak hati-hati, bisa-bisa tertusuk bulu babi.
Crystal Clear water at Sekotong Beach
Dari Elak-elak, kita bisa melihat beberapa gili atau pulau-pulau kecil yang indah. Salah satunya Gili Nanggu. Selain itu juga kita bisa menikmati hamparan biru air lautnya dan beberapa penduduk lokal yang datang memancing disekitar pantai. Kunjungi, dan lihat sendiri pesona alam lombok  yang satu ini.

Wednesday, October 24, 2012

Jalan-Jalan: Gili Meno

Gili Meno

Pertama kali mendengar kata Gili, yang pertama muncul di fikiran saya itu ya Gili Terawangan, dan saya gak terlalu tertarik dengan Gili lainnya. Sampai suatu hari, teman saya ngajakin liburan sebelum bulan puasa tiba. kira-kira awal Juli, sebelum bulan Ramadhan 1433 H, saya dan teman saya pergi ke Gili Meno. Kami akan menginap di sebuah Bungalow bernama Ko Uchi. Tapi ada aja halangan yang bikin keberangkatan kami jadi agak mengesalkan. Karena kesana naik motor yang berbeda, kami terpisah di jalan. Udah gitu, HPnya gak bisa dihubungi. Kami ngabisin waktu buat saling nunggu di pinggir jalan dan juga saling nyari. Eh, taunya ketemu juga di pelabuhan Bangsal. Sayangnya, kami ketinggalan boat, jadi harus nunggu selama 3 jam supaya bisa naik boat jam 2 siang. Supaya gak bosan, kami tidur-tiduran di sebuah berugak tempat penitipan motor di Bangsal. Jam 2, kami berangkat ke Gili Meno.

Saat tiba di pelabuhan, ternyata gak terlalu banyak wisatawan di sana. Gak seperti di Gili Terawangan yang rame dengan wisatawan lokal dan mancanegara.
Kami langsung menuju Ko Uchi bungalow (kira-kira 150 meter dari pantai), lalu masak apa aja yang instan (konsumsi gak ditanggung. ^^, ...). Setelah makan, kami langsung rebahan di kamar. Sorenya, kami jalan-jalan ke ujung Meno ngelihat matahari yang terbenam di balik Gili Terawangan. Jiaaahhh.... bener-bener amazing rasanya. Matahari baru mau tenggelam di barat waktu kami ngelihat bulan hampir purnama yang terang di sebelah timur. Cahaya bulannya bagusssss, seolah-olah bersaing dengan matahari jingga.

one stop lake at Gili Meno
Hari kedua, saya jalan-jalan ke penangkaran kura-kura di Gili Meno. Banyak kura-kura, mulai dari bayi sampai kura-kura dewasa. Saya mengambil gambar sebanyak mungkin lalu kembali ke Bungalow. Sorenya, kami jalan-jalan ke danau Meno. Menurut penduduk setempat, danau itu lumayan angker kalau malam hari, jadi kami secepat mungkin ke sana supaya gak pulang malam. Danaunya sebenarnya bagus, tapi beberapa ikan mati membuat aromanya gak enak. However, it's wonderful to see such lake exists in a small island like Gili Meno. Ada juga burung bangau beterbangan di atas danaunya. Dan di ujung danau, ada banyak tumbuhan bakau yang membentang. Dari danau, kami kembali melihat sunset di ujung Meno. Keindahan yang sama, tapi lebih terasa karena bulan purnama benar-benar penuh. Malamnya, ombak besar terdengar sampai bungalow karena air laut sedang pasang sampai berugak disekitar pantai basah.

sunrise
Hari ketiga, saya langsung jalan-jalan sehabis shalat subuh bersama dua orang teman saya buat ngelihat sunrise. Saat pagi tiba, sunrise benar-benar indah terbit dari timur. Apalagi tempat kami melihat sunrise dihiasi gantungan-gantungan kerang-kerang kecil di sebuah pohon di bibir pantai. Setelah puas melihat sunrise, saya kembali ke Bungalow.
 Sekitar jam 8, saya jalan-jalan lagi ke Meno Turtles melihat kura-kura kecil. Setiba disana, ada dua anak bule yang lagi nongkrong sambil mencegat beberapa orang lewat. Waktu saya mendekat, mereka langsung menghampiri dan minta supaya saya ngasih sumbangan buat kura-kura itu. Sayangnya, saya gak bawa uang waktu itu. Ngerasa terharu juga waktu dua anak bule itu bilang kalau mereka mau melindungi kura-kura itu dan menjaganya supaya aman dan gak diburu. Oya, mereka kakak beradik dari Belanda, umur sekitar 6 dan 9 tahun.
Gili Meno turtles
 Namanya Seam dan..... saya lupa nama adiknya siapa. Hehe... Mereka terus berkampanye ke setiap orang yang lewat supaya ngasih sumbangan demi kelangsungan hidup kura-kura itu.

Hmm... Yang sadar lingkungan malah anak kecil (jadi malu sendiri. hehehe...). Sorenya, saya dan ketiga teman saya menyusuri sekitar pantai Meno yang sedang pasang. Ombak lumayan besar hingga naik beberapa meter ke tepi pantai. Wisatawan mancanegara banyak yang memanfaatkan ombak besar dengan surfing. Ombak besar, air biru jernih, pasir putih, serta sore yang cerah membuat banyak wisatawan semakin senang bermain disekitar pantai.
Pada hari keempat, kami pulang kembali ke Lombok. Pemandangan yang indah, suasana yang damai, rasanya memang pantas kalau Gili Meno disebut Honey Moon island, untuk ketenangan dan suasana romantis bagi pasangan. Believe me, It's worth visiting!


on a side of Malimbu Beach
N/B: Pulangnya kami lewat malimbu, menyusuri sepanjang pantai yang airnya jernih berwarna hijau dan biru, yang membuat hari melelahkan jadi gak terasa.

Saturday, October 20, 2012

Review Avatar the Legend of Korra Book 1


70 tahun setelah kematian Avatar Aang, lahirlah Avatar wanita yang baru dari suku air bernama Korra. Korra, seorang gadis lincah, ceria, aktif, namun tidak sabaran, dengan cepat menguasai 3 elemen yaitu api, bumi, dan tentu saja air. Namun sepertinya tidak mudah baginya menguasai elemen udara. Untuk menguasainya, Katara (istri Avatar Aang) memerintahkan anaknya, Tenzen, untuk melatih Korra.
Aan, Katara, Tuff, Saka & Zuko

Tenzen yang saat itu menjadi pemimpin di Republic City, kota dimana para pengendali tinggal, tidak punya pilihan selain melatih Korra di pulaunya di Republic City dikarenakan keadaan kota yang sedang genting. Memang agak sulit mengajar Korra. Selain sifatnya yang tempramen, tidak sabaran, dan memberontak, Korra juga sering kali kabur diam-diam ke kota. Di kota ini, Korra bertemu dengan teman-temannya dan juga cinta pertamanya, Mako, yang tergabung dalam tim Fire Ferret, petarung di Pro-Bending (pertarungan antar-pengendali). Masalah datang saat seorang anti-pengendali bernama Amon mengumpulkan masa untuk menentang para pengendali yang dianggap menindas non-pengendali.

Asami, Bolin, Korra, Mako, Tenzin


Kisah cinta segi empat Korra, Mako, Bolin (adik Mako) dan Asami (kekasih Mako) juga ditampilkan di tengah pertarungan antara Para Pengendali dan Non pengendali. Situasi makin menegangkan saat Amon mendapat massa yang sangat banyak untuk mendukungnya. Dan saat Korra tau kalau Amon dapat melenyapkan kemampuan seorang pengendali, situasi kota pun tidak aman. Banyak pengendali yang di lenyapkan kekuatannya, bahkan di depan orang banyak.
Mau tau kelanjutannya? Tonton langsung ya. Dijamin seruuuu...!