|
Gili Meno |
|
Pertama kali mendengar kata Gili, yang pertama muncul di fikiran saya itu ya Gili Terawangan, dan saya gak terlalu tertarik dengan Gili lainnya. Sampai suatu hari, teman saya ngajakin liburan sebelum bulan puasa tiba. kira-kira awal Juli, sebelum bulan Ramadhan 1433 H, saya dan teman saya pergi ke Gili Meno. Kami akan menginap di sebuah Bungalow bernama Ko Uchi. Tapi ada aja halangan yang bikin keberangkatan kami jadi agak mengesalkan. Karena kesana naik motor yang berbeda, kami terpisah di jalan. Udah gitu, HPnya gak bisa dihubungi. Kami ngabisin waktu buat saling nunggu di pinggir jalan dan juga saling nyari. Eh, taunya ketemu juga di pelabuhan Bangsal. Sayangnya, kami ketinggalan boat, jadi harus nunggu selama 3 jam supaya bisa naik boat jam 2 siang. Supaya gak bosan, kami tidur-tiduran di sebuah berugak tempat penitipan motor di Bangsal. Jam 2, kami berangkat ke Gili Meno.
Saat tiba di pelabuhan, ternyata gak terlalu banyak wisatawan di sana. Gak seperti di Gili Terawangan yang rame dengan wisatawan lokal dan mancanegara.
Kami langsung menuju Ko Uchi bungalow (kira-kira 150 meter dari pantai), lalu masak apa aja yang instan (konsumsi gak ditanggung. ^^, ...). Setelah makan, kami langsung rebahan di kamar. Sorenya, kami jalan-jalan ke ujung Meno ngelihat matahari yang terbenam di balik Gili Terawangan. Jiaaahhh.... bener-bener amazing rasanya. Matahari baru mau tenggelam di barat waktu kami ngelihat bulan hampir purnama yang terang di sebelah timur. Cahaya bulannya bagusssss, seolah-olah bersaing dengan matahari jingga.
|
one stop lake at Gili Meno |
Hari kedua, saya jalan-jalan ke penangkaran kura-kura di Gili Meno. Banyak kura-kura, mulai dari bayi sampai kura-kura dewasa. Saya mengambil gambar sebanyak mungkin lalu kembali ke Bungalow. Sorenya, kami jalan-jalan ke danau Meno. Menurut penduduk setempat, danau itu lumayan angker kalau malam hari, jadi kami secepat mungkin ke sana supaya gak pulang malam. Danaunya sebenarnya bagus, tapi beberapa ikan mati membuat aromanya gak enak. However, it's wonderful to see such lake exists in a small island like Gili Meno. Ada juga burung bangau beterbangan di atas danaunya. Dan di ujung danau, ada banyak tumbuhan bakau yang membentang. Dari danau, kami kembali melihat sunset di ujung Meno. Keindahan yang sama, tapi lebih terasa karena bulan purnama benar-benar penuh. Malamnya, ombak besar terdengar sampai bungalow karena air laut sedang pasang sampai berugak disekitar pantai basah.
|
sunrise |
Hari ketiga, saya langsung jalan-jalan sehabis shalat subuh bersama dua orang teman saya buat ngelihat sunrise. Saat pagi tiba, sunrise benar-benar indah terbit dari timur. Apalagi tempat kami melihat sunrise dihiasi gantungan-gantungan kerang-kerang kecil di sebuah pohon di bibir pantai. Setelah puas melihat sunrise, saya kembali ke Bungalow.
Sekitar jam 8, saya jalan-jalan lagi ke Meno Turtles melihat kura-kura kecil. Setiba disana, ada dua anak bule yang lagi nongkrong sambil mencegat beberapa orang lewat. Waktu saya mendekat, mereka langsung menghampiri dan minta supaya saya ngasih sumbangan buat kura-kura itu. Sayangnya, saya gak bawa uang waktu itu. Ngerasa terharu juga waktu dua anak bule itu bilang kalau mereka mau melindungi kura-kura itu dan menjaganya supaya aman dan gak diburu. Oya, mereka kakak beradik dari Belanda, umur sekitar 6 dan 9 tahun.
|
Gili Meno turtles |
Namanya Seam dan..... saya lupa nama adiknya siapa. Hehe... Mereka terus berkampanye ke setiap orang yang lewat supaya ngasih sumbangan demi kelangsungan hidup kura-kura itu.
Hmm... Yang sadar lingkungan malah anak kecil (jadi malu sendiri. hehehe...). Sorenya, saya dan ketiga teman saya menyusuri sekitar pantai Meno yang sedang pasang. Ombak lumayan besar hingga naik beberapa meter ke tepi pantai. Wisatawan mancanegara banyak yang memanfaatkan ombak besar dengan surfing. Ombak besar, air biru jernih, pasir putih, serta sore yang cerah membuat banyak wisatawan semakin senang bermain disekitar pantai.
Pada hari keempat, kami pulang kembali ke Lombok. Pemandangan yang indah, suasana yang damai, rasanya memang pantas kalau Gili Meno disebut Honey Moon island, untuk ketenangan dan suasana romantis bagi pasangan. Believe me, It's worth visiting!
|
on a side of Malimbu Beach |
N/B: Pulangnya kami lewat malimbu, menyusuri sepanjang pantai yang airnya jernih berwarna hijau dan biru, yang membuat hari melelahkan jadi gak terasa.