Gumiho memberikan kembali mutiara rubahnya pada Dae Woong yang sekarat |
Gumiho mengambil kembali mutiara rubahnya dari dalam tubuh Dae Woong. Dae Woong jatuh seketika dan sekarat, merasakan lagi luka di punggungnya itu. Tadinya, Gumiho mau meninggalkan Dae Woong. Tapi melihat keadaannya yang sudah di ambang maut, Gumiho kembali memberikan mutiara rubahnya. Keesokan harinya, Dae Woong terbangun dan kaget melihat Gumiho berada disampingnya. Kaget, Dae Woong pun memikirkan cara untuk lari dari Gumiho.
Dae Woong bergelantungan di atas Gumiho |
Dong Joo menghubungi bibi Dae Woong |
Sementara Dong Joo mencoba satu per satu nomor yang sudah dihubungi Dae Woong lewat HP biksu, akhirnya dia tersambung dengan bibi Dae Woong, Min Sook. Dong Joo mengaku sebagai teman Dae Woong lalu meminta nomor HPnya.
Dae Woong membelikan daging ayam untuk Gumiho |
takut dimakan, Dae Woong pun memakai baju besi |
Gumiho: "Apa kau pernah melihatku makan hati manusia? Apa kau pernah melihatku makan hati?"
Dae Woong: "Kau itu Gumiho." Katanya khawatir.
Gumiho: "(kesal) Ya, aku memang Gumiho. Jaga hatimu aku mau tidur."
Gumiho pun tidur, dan Dae Woong kepanasan dengan baju besi itu, lalu tidur di luar yang udaranya lebih dingin. Setelah Dae Woong terlelap, Gumiho keluar menghampirinya, lalu menepuk nyamuk yang mencoba mendekati Dae Woong. Gumiho merasa hari ini terasa menyenangkan bersama Dae Woong, jadi kedepannya dia tidak akan merasa jenuh menunggu pulihnya luka Dae Woong.
Dong Joo mencari data Dae Woong di internet |
Dengan mencari datanya di internet, Dong Joo akhirnya menemukan nama Dae Woong dan kampusnya. Menurutnya, Gumiho pasti bersama Dae Woong, jadi Dong Joo akan lebih mudah menangkapnya dan mengembalikannya ke dalam lukisan. Di rumah, kakek dan Min Sook mencemaskan Dae Woong yang sedang bersama seorang gadis. Pikiran buruk terus menghantui kakek dan ini makin membuatnya cemas dan marah pada Dae Woong. Saking kecewanya, kakek mengungkit-ungkit Min Sook yang sudah berumur 40-an tapi belum juga menikah. Min Sook tersinggung lalu pergi sambil ngomel.
mesin minuman yang jatuh itu rusak dan mengeluarkan semua isinya |
Di restoran, Dae Woong tidak bisa membayar seluruh daging sapi yang dimakan Gumiho karena kartu kreditnya ditolak. Dae Woong semakin susah waktu melihat Gumiho menambah lagi porsi pesanan daging sapinya. Saat menelpon bibinya untuk menanyakan soal kartu kredit, bibinya malah menyalahkannya karena melarikan diri bersama seorang gadis. Bibinya menyuruhnya memutuskan gadis itu dan kembali ke rumah kalau mau kartu kreditnya diaktifkan kembali. Tapi Dae Woong tidak bisa begitu saja meninggalkan Gumiho karena nyawanya ada di tangan Gumiho. Terpaksa Dae Woong membayar makanan dengan sisa uangnya yang tinggal sedikit. Setelah makan direstoran, Gumiho malah ingin membeli "air bergelembung" (soda) di mesin minuman di pinggir jalan. Saat Dae Woong memasukkan koin, mesin minuman itu malah macet dan tidak mau mengeluarkan minuman atau koinnya. Kesal karena hari ini uangnya habis, kartu kreditnya di blokir dan ditambah lagi mesin minuman yang macet, Dae Woong menendang mesin minuman itu sambil ngomel-ngomel. Gumiho meniru kata-kata Dae Woong dan ikut menendang mesin minuman yang langsung jatuh saat itu juga dan membuat soda yang ada di dalamnya meloncat keluar satu demi satu. Dae Woong kaget dan mengambil beberapa soda yang keluar dan langsung kabur
sebelum petugas datang dan menangkap mereka karena pengrusakan.
Min Sook tersedak es batu di depan direktur Ban |
Sementara itu, di sebuah pusat perbelanjaan, Min
Sook mengeluh sakit kepala gara-gara Dae Woong yang kabur dan ayahnya yang
terus mendesaknya untuk menikah. Sambil menunggu lift terbuka, Min Sook minum
es yang dibawanya. Entah karena stress atau apa, es batu yang ada diminumannya
tertelan dan membuatnya tersedak. Lift terbuka dan Direktur Ban keluar dari
sana. Malu karena selalu bertemu pada waktu dan situasi yang memalukan, Min
Sook memalingkan wajah walaupun sudah kelihatan kalau dia sedang tersedak.
Dengan cepat Direktur Ban mengangkat Min Sook ke pundaknya dan melompat-lompatkannya
sampai es batu itu keluar. Min Sook mengucapkan terima kasih dengan memalingkan
mukanya karena sangat malu akan keadaannya itu.
Dae Woong yang kecewa memberi semua sisa uangnya pada temannya yang membohonginya |
Dae Woong membawa Gumiho ke kampus karena ia
ingin meminjam uang ke teman-teman yang dia kenal. Tapi rupanya teman-teman
yang ingin dipinjami uang ternyata berbohong kalau mereka tidak punya uang. Hal
ini Dae Woong tau karena Gumiho mencium bau uang disekitar mereka. Dae Woong
sadar kalau selama ini teman-temannya itu hanya memanfaatkannya untuk
membelikan mereka minuman dan makanan karena ia kaya, dan saat ia kesusahan,
mereka malah tidak membantunya. Karena kecewa, Dae Woong memberikan sisa
uangnya pada salah seorang temannya yang pemain basket, yang berbohong tidak
punya uang, padahal uang ditasnya lumayan banyak. Gumiho heran akan sikap Dae
Woong dan mempertanyakannya. Dae Woong berkata dengan kesal pada Gumiho,
"Terkadang lebih mudah bagi manusia untuk tidak tau apa-apa daripada
mengetahuinya. Dan terkadang lebih baik bersikap seolah-olah tidak tau,
meskipun kau mengetahuinya. Kau bahkan tidak mengerti, jangan ikut campur
urusan manusia. kau bahkan bukan manusia." Dae Woong pun pergi tanpa tau
kalau Gumiho mendengar perkataan temannya yang bilang Dae Woong itu mudah
ditipu.
Saat masuk gedung perpustakaan, Gumiho tidak bisa melewati palang registrasi mahasiswa karena dia tidak punya kartu mahasiswa. Karena itu, Dae Woong menyuruhnya menunggu diluar. Gumiho menurut. Setelah masuk tanpa Gumiho, Dae Woong bergegas ke perpustakaan untuk mencari buku tentang Gumiho dan cara membasminya. Dia ingin sekali terbebas dari Gumiho.
Saat masuk gedung perpustakaan, Gumiho tidak bisa melewati palang registrasi mahasiswa karena dia tidak punya kartu mahasiswa. Karena itu, Dae Woong menyuruhnya menunggu diluar. Gumiho menurut. Setelah masuk tanpa Gumiho, Dae Woong bergegas ke perpustakaan untuk mencari buku tentang Gumiho dan cara membasminya. Dia ingin sekali terbebas dari Gumiho.
Gumiho memungut basket teman Dae Woong dan melemparnya dengan basket |
Di taman, Gumiho menunggu Dae Woong
sambil melihat para mahasiswi berdandan dengan make up modern. Gumiho dengan
penuh minat ingin memiliki pemoles pipi seperti para mahasiswi itu ketika
sebuah bola basket menggelinding ke arahnya. Ternyata itu milik teman Dae Woong
tadi. Melihat kecantikan Gumiho, temannya itu dengan sok memperkenalkan diri.
Kesal melihatnya yang telah menjelek-jelekkan Dae Woong sebelumnya, Gumiho
melempar bola basket itu sampai hidung laki-laki itu berdarah. Gumiho pergi
tanpa mau tau dan menghampiri Dae Woong yang sudah keluar dari gedung
perpustakaan. Dae Woong malah menariknya ke sebuah gudang di sekolah tanpa
disadarinya Byung Soo dan Seon Nyeo melihat kedatangannya. Disana, dia menanyakan
apakah Gumiho itu adalah rubah yang ia gambari ekornya. Gumiho mengiyakan dan
ini malah membuat Dae Woong tambah menderita dan menyesal telah menggambar
ekor-ekor itu. Gumiho malah menjawab dengan santai dan polos, "Itulah
kenapa aku memberikan milikku (mutiara rubah) yang paling berharga."
Dae Woong: "Dan karena itulah kau harus
selalu disisiku?"
Gumiho: (mengangguk) "Jangan merasa begitu
tersiksa. Pikirkan saja ini semua sebagai tanggung jawab atas
perbuatanmu."
Byung Soo dan Seon Nyeo salah sangka dengan hubungan Dae Woong dan Gumiho |
Pada saat Dae Woong bertambah frustasi, pintu
terbuka. Byung Soo dan Seon Nyeo yang dari tadi mendengar potongan pembicaraan
mereka, menghambur masuk. Mereka salah sangka dan mengira Dae Woong melakukan
hal yang tidak pantas pada Gumiho. Seon Nyeo yang patah hati, marah-marah dan
pergi begitu saja. Sedangkan Byung Soo menyemangati dan menyelamati Dae Woong yang mengira dia punya pacar baru yang luar biasa cantik seperti Gumiho.
Dae Woong pun mengajak Byung Soo keluar dan menjelaskan padanya kalau gadis yang mengikutinya itu bukan pacarnya. Dia hanyalah gadis dari kuil yang melarikan diri dan terus mengikutinya. Nama keluarganya Gu dan nama gadis itu Miho, jadi namanya Gumiho. Byung Soo lalu ingat cerita Dae Woong sebelumnya tentang Gumiho yang mengikutinya, ternyata Gumiho itu hanya seorang gadis yang kebetulan namanya Gu Mi Ho, bukan siluman rubah berekor sembilan (Gumiho). Setidaknya itu yang Dae Woong katakan pada Byung Soo supaya Gumiho tidak memakan temannya itu.
Tidak lama setelah Byung Soo pergi, Gumiho datang dan hampir mengikuti Byung Soo kalau Dae Woong tidak menariknya. Gumiho (setengah senang setengah penasaran) bertanya pada Dae Woong apa Dae Woong tadi mengatakan pada Byung Soo kalau namanya Gumiho. Dae Woong (takut temannya di mangsa), mengatakan kalau Gumiho ingin terlihat seperti manusia, dia harus mempunyai nama. karena itu Dae Woong menamainya Gu Mi Ho dengan nama panggilan Miho. Mendengar hal ini, Gumiho senang sekali apalagi dia merasa mulai manusiawi dengan punya nama seperti manusia. Dia pun berjanji tidak akan mengganggu teman-teman Dae Woong, tepat saat teman Dae Woong yang dilempari basket, di angkut ke ambulans (tau rasaaa... heehehe...)
Dae Woong pun mengajak Byung Soo keluar dan menjelaskan padanya kalau gadis yang mengikutinya itu bukan pacarnya. Dia hanyalah gadis dari kuil yang melarikan diri dan terus mengikutinya. Nama keluarganya Gu dan nama gadis itu Miho, jadi namanya Gumiho. Byung Soo lalu ingat cerita Dae Woong sebelumnya tentang Gumiho yang mengikutinya, ternyata Gumiho itu hanya seorang gadis yang kebetulan namanya Gu Mi Ho, bukan siluman rubah berekor sembilan (Gumiho). Setidaknya itu yang Dae Woong katakan pada Byung Soo supaya Gumiho tidak memakan temannya itu.
dibelakang: korban lemparan basketnya Gumiho. hehehe... |
Tidak lama setelah Byung Soo pergi, Gumiho datang dan hampir mengikuti Byung Soo kalau Dae Woong tidak menariknya. Gumiho (setengah senang setengah penasaran) bertanya pada Dae Woong apa Dae Woong tadi mengatakan pada Byung Soo kalau namanya Gumiho. Dae Woong (takut temannya di mangsa), mengatakan kalau Gumiho ingin terlihat seperti manusia, dia harus mempunyai nama. karena itu Dae Woong menamainya Gu Mi Ho dengan nama panggilan Miho. Mendengar hal ini, Gumiho senang sekali apalagi dia merasa mulai manusiawi dengan punya nama seperti manusia. Dia pun berjanji tidak akan mengganggu teman-teman Dae Woong, tepat saat teman Dae Woong yang dilempari basket, di angkut ke ambulans (tau rasaaa... heehehe...)
Setelah itu, Dae Woong mendapat telepon (dari Dong Joo yang berpura-pura menjadi pegawai kampus), kalau dia mendapat titipan di bagian kemahasiswaan. Sementara Dae Woong masuk, Miho menunggu diluar. Ketika melihat delivery service berkostum ayam lewat, Miho mengejarnya (Tuing! pikirannya langsung ke makanan).
Dong Joo terus melacak keberadaan Gumiho menggunakan belati gaibnya. Saat bertemu dijalan (dihalangi oleh semak-semak), Dong Joo begitu kaget karena wajah Gumiho begitu mirip dengan Gildal, Goblin cantik yang beribu tahun lalu pernah dia cintai dan mati gara-gara Goblin itu jatuh cinta pada manusia. Dong Joo membatalkan niatnya menangkap Gumiho saat itu. Dikampus, Dae Woong sadar kalau telepon tadi bukan dari fakultas, karena dia sama sekali tidak mendapat titipan apapun. Dae Woong akhirnya keluar mendapati Miho yang ngotot ingin dibelikan ayam seperti di selebaran restoran ayam yang didapatinya. Tiba-tiba saja Dae Woong bertanya dimana nenek Samshin berada (siapa tahu nenek Samshin bisa mengurung Gumiho kembali). Miho dengan santai menjawab kalau dia tidak tau. Karena tidak menemukan cara apapun untuk mengusir Gumiho, Dae Woong berencana membuatnya mabuk sampai dia memberitahu kelemahannya.
Malamnya, Dae Woong membeli banyak minuman keras untuk Miho. Usahanya tidak sia-sia. Miho mengakui kalau dia tidak tahan melihat mata air yang luas selama mutiara rubahnya tidak berada di sisinya. Untuk membuat Miho senang dan tidak curiga, Dae Woong mengajak Miho melakukan ritual pertemanan "Hoi-hoi" (ritual karangan Dae Woong). Saking senangnya, Miho ingin menunjukkan lagi kesembilan ekornya pada Dae Woong walaupun Dae Woong ketakutan.
Sejak persahabatan mereka itu, Miho semakin sering meminta dibelikan daging sapi setiap beberapa jam. Pagi, siang, sore, malam, selalu daging sapi. Lalu scene pun kembali ke scene pertama (waktu Miho menunggu depan kampus dan dibelikan daging sapi yang baru ditangkap). Setiba di depan restoran, Dae Woong tidak tahan dengan Miho yang terus saja meminta daging sapi sementara uangnya makin habis dan dengan kesal dia berterus terang pada Miho. Tiba-tiba saja mata Miho berubah menjadi biru dan ekspresinya menyeramkan. Saat itu juga, sebuah pot jatuh dari lantai dua restoran, dan dengan cepat Miho terbang dan menendang pot yang hampir mengenai Dae Woong. Mengira itu adalah peringatan dari jiwa siluman Gumiho, Dae Woong langsung menarik kembali kata-katanya dan akhirnya membelikan Gumiho daging sapi lagi.
Min Sook kembali ke pertokoan tempatnya bertemu Direktur Ban untuk mencoba keberuntungannya kali ini. Dia tidak mau tampil lagi sebagai wanita konyol yang ceroboh, melainkan wanita anggun yang berkelas. Beberapa saat kemudian, Direktur Ban muncul, sedang mencari pakaian. Baru saja mau menghampiri Direktur Ban, seorang gadis (Sun Nyeo) memeluk lengan direktur Ban dan bermanja-manja padanya. Mengira gadis itu istrinya, Min Sook berbalik dengan hati hancur. Giliran Direktur Ban melihat Min Sook dan mencoba menghampirinya, Min Sook berpura-pura membeli celana dalam untuk suaminya (Suami khayalan. hehehe.... Dua-duanya salah sangka deh!).
Di taman, Dae Woong memikirkan cara mendapatkan uang karena uangnya hampir habis, sementara Miho dan Byung Soo bermain tebak sisi koin. Seketika Dae Woong mendapat ide untuk mencuri ikan kakeknya yang berharga. Diam-diam Dae Woong menyelinap ke taman rumahnya dan menangkap ikan yang paling besar dan paling mahal. Baru saja mCu pergi, kake sudah menghadang didepannya dengan wajah marah. Panik, Dae Woong lari begitu saja dan di jalan ia hampir ditabrak. Ikan yang dibawanya melayang, jatuh lalu mati. Hal ini membuat kakek semakin marah dan meminta Dae Woong pulang setelah mereka kembali dari rumah sakit hewan (yang diperiksa itu ikannya, kalau Dae Woong cuma lecet di dahi ajja!). Tentu saja Dae Woong menolak karena dia tidak bisa meninggalkan Gumiho begitu saja. Kakek memintanya membawa gadis yang (kakek kira) Dae Woong cintai itu. Dae Woong menolak.
Ia menjelaskan kalau dia dan gadis itu hanya akan bersama sementara, setelah itu Dae Woong akan meninggalkannya. Mendengar hal itu, Kakek benar-benar emosi sampai menampar cucu satu-satunya itu. Kata-kata Dae Woong yang sangat tidak bertanggung jawab itu membuatnya murka. Dae Woong dan Min Sook sampae kaget melihat reaksi kakeknya itu. Kakek mengatakan kalau ia tidak mau tau lagi lalu pergi begitu saja. Dae Woong kembali ke taman.
Di jalan, dia bertemu dengan Seon Nyeo yang menyuruhnya meninggalkan gudang sekolah action karena sakit hati) Dae Woong membawa seorang gadis tinggal bersamanya disana. Seon Nyeo juga mengatakan kalau Hye In (noona) sedang di taman berbicara dengan Miho dan Byung Soo. Panik kalau Noona bisa salah sangka, Dae Woong berlari menghampirinya dan menjelaskan kalau Miho bukan pacarnya.
Gumiho dan Gildal |
Dong Joo terus melacak keberadaan Gumiho menggunakan belati gaibnya. Saat bertemu dijalan (dihalangi oleh semak-semak), Dong Joo begitu kaget karena wajah Gumiho begitu mirip dengan Gildal, Goblin cantik yang beribu tahun lalu pernah dia cintai dan mati gara-gara Goblin itu jatuh cinta pada manusia. Dong Joo membatalkan niatnya menangkap Gumiho saat itu. Dikampus, Dae Woong sadar kalau telepon tadi bukan dari fakultas, karena dia sama sekali tidak mendapat titipan apapun. Dae Woong akhirnya keluar mendapati Miho yang ngotot ingin dibelikan ayam seperti di selebaran restoran ayam yang didapatinya. Tiba-tiba saja Dae Woong bertanya dimana nenek Samshin berada (siapa tahu nenek Samshin bisa mengurung Gumiho kembali). Miho dengan santai menjawab kalau dia tidak tau. Karena tidak menemukan cara apapun untuk mengusir Gumiho, Dae Woong berencana membuatnya mabuk sampai dia memberitahu kelemahannya.
Dae Woong dan Gumiho melakukan ritual pertemanan Hoi-Hoi |
Malamnya, Dae Woong membeli banyak minuman keras untuk Miho. Usahanya tidak sia-sia. Miho mengakui kalau dia tidak tahan melihat mata air yang luas selama mutiara rubahnya tidak berada di sisinya. Untuk membuat Miho senang dan tidak curiga, Dae Woong mengajak Miho melakukan ritual pertemanan "Hoi-hoi" (ritual karangan Dae Woong). Saking senangnya, Miho ingin menunjukkan lagi kesembilan ekornya pada Dae Woong walaupun Dae Woong ketakutan.
mata Gumiho menjadi biru saat Dae Woong menolak membelikannya daging sapi |
Min Sook kembali ke pertokoan tempatnya bertemu Direktur Ban untuk mencoba keberuntungannya kali ini. Dia tidak mau tampil lagi sebagai wanita konyol yang ceroboh, melainkan wanita anggun yang berkelas. Beberapa saat kemudian, Direktur Ban muncul, sedang mencari pakaian. Baru saja mau menghampiri Direktur Ban, seorang gadis (Sun Nyeo) memeluk lengan direktur Ban dan bermanja-manja padanya. Mengira gadis itu istrinya, Min Sook berbalik dengan hati hancur. Giliran Direktur Ban melihat Min Sook dan mencoba menghampirinya, Min Sook berpura-pura membeli celana dalam untuk suaminya (Suami khayalan. hehehe.... Dua-duanya salah sangka deh!).
Di taman, Dae Woong memikirkan cara mendapatkan uang karena uangnya hampir habis, sementara Miho dan Byung Soo bermain tebak sisi koin. Seketika Dae Woong mendapat ide untuk mencuri ikan kakeknya yang berharga. Diam-diam Dae Woong menyelinap ke taman rumahnya dan menangkap ikan yang paling besar dan paling mahal. Baru saja mCu pergi, kake sudah menghadang didepannya dengan wajah marah. Panik, Dae Woong lari begitu saja dan di jalan ia hampir ditabrak. Ikan yang dibawanya melayang, jatuh lalu mati. Hal ini membuat kakek semakin marah dan meminta Dae Woong pulang setelah mereka kembali dari rumah sakit hewan (yang diperiksa itu ikannya, kalau Dae Woong cuma lecet di dahi ajja!). Tentu saja Dae Woong menolak karena dia tidak bisa meninggalkan Gumiho begitu saja. Kakek memintanya membawa gadis yang (kakek kira) Dae Woong cintai itu. Dae Woong menolak.
kakek kecewa dan menampar Dae Woong |
Ia menjelaskan kalau dia dan gadis itu hanya akan bersama sementara, setelah itu Dae Woong akan meninggalkannya. Mendengar hal itu, Kakek benar-benar emosi sampai menampar cucu satu-satunya itu. Kata-kata Dae Woong yang sangat tidak bertanggung jawab itu membuatnya murka. Dae Woong dan Min Sook sampae kaget melihat reaksi kakeknya itu. Kakek mengatakan kalau ia tidak mau tau lagi lalu pergi begitu saja. Dae Woong kembali ke taman.
Seon Nyeo mengatakan kalau Noona sedang berbicara dengan Miho |
No comments:
Post a Comment